Written by: Admin
Share Impression SEO, Insurance, Schoolarsip, All Update Updated at: February 29, 2016
Evaluasi diri sekolah merupakan salah satu langkah yang baik dalam peningkatan mutu sekolah. Dengan melakukan evaluasi diri maka dapat dipahami bersama oleh segenap warga sekolah akan segala kelebihan dan kelemahan institusinya, sehingga langkah-langkah perbaikan dan titik fokus pengembangan sekolah dapat dilakukan dengan tepat. Karena itu evaluasi diri dapat menghemat waktu pencapaian tujuan bersama, disini saya mengambil panduan dari hasil PPMP BPSDMP tahun 2012, dan mungkin tetap sama untuk kita gunakan pada tahun selanjutnya,
A. Latar Belakang
Evaluasi diri sekolah
merupakan salah satu langkah yang baik dalam peningkatan mutu sekolah. Dengan
melakukan evaluasi diri maka dapat dipahami bersama oleh segenap warga sekolah
akan segala kelebihan dan kelemahan institusinya, sehingga langkah-langkah
perbaikan dan titik fokus pengembangan sekolah dapat dilakukan dengan tepat.
Karena itu evaluasi diri dapat menghemat waktu pencapaian tingkat mutu sekolah
yang dikehendaki. Kegiatan evaluasi diri sekolah dapat dikaitkan atau diikuti
oleh evaluasi eksternal, namun hal ini tidaklah menjadi keharusan, artinya
evaluasi diri sekolah lebih baik diinternalisasikan sebagai bagian dari budaya
peningkatan mutu sekolah secara menyeluruh dan berkelanjutan.
Evaluasi diri
dilaksanakan dengan cara mengumpulkan data tentang kondisi sekolah saat ini
untuk dijadikan dasar penyusunan program menuju tercapainya kondisi lembaga
yang dicita-citakan. Data yang diperoleh dari evaluasi diri hendaknya diperoleh
dari semua pihak, baik data kualitatif maupun kuantitatif sehingga diperoleh
informasi yang komprehensip.
Data evaluai diri
dikumpulkan dengan cara meminta responden untuk mengisi instrumen evaluasi
diri. Agar tidak terjadi kekeliruan dalam melakukan pengisian, maka diperlukan
panduan pengisian instrumen evaluasi diri ini.
B. Tujuan
Panduan ini disusun
untuk memberikan pedoman bagi para responden dalam mengisi instrumen evaluasi
diri. Dengan cara demikian, maka kesalahan pengisian instrumen dapat
dihilangkan, atau paling tidak diminimalisir. Dengan tidak adanya kesalahan
pengisian instrumen, maka akan diperoleh skor yang valid.
C. Manfaat
Dengan memahami cara
mengisi instrumen EDS, maka kesalahan pengisian instrumen EDS tidak ada atau
kecil sekali. Bila tidak ada kesalahan pengisian, maka kesalahan pengukuran
kecil sehingga akan diperoleh data yang valid. Data yang valid dapat mendasari
keputusan yang tepat, sebaliknya data yang buruk dapat memunculkan kebijakan
yang keliru.
II.
PANDUAN PENGISIAN
A.
Instrumen
Instrumen
evaluasi diri ini digunakan untuk mengungkap kelebihan dan kekurangan sekolah
bila dibandingkan dengan delapan standar
nasional pendidikan, yakni: (1) standar isi, (2) standar proses, (3) standar
kompetensi lulusan, (4) standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, (5) standar
sarana dan prasarana, (6) standar pembiayaan, (7) standar pengelolaan, dan (8)
standar penilaian. Instrumen ini disusun secara sistematis, dimulai dari analis
standar, menyusun kisi-kisi, menyusun instrumen induk, menyusun kuesioner, dan
menyusun lembar rekap data dalam excel yang berfungsi sebagai lembar rekap data
untuk mempersiapkan data yang akan dianalisis. Instrumen induk digunakan
sebagai panduan dalam merangkai kembali angket (kuesioner) yang sebelumnya
dilepas-lepas untuk diisi/dijawab oleh
responden.
B.
Responden
Responden yang
mengisi instrumen ini adalah kepala sekolah, guru, komite sekolah, dan siswa.
Di satu sekolah jumlah responden yang dibutuhkan adalah: (1) untuk kepala
sekolah, satu orang, (2) untuk guru, minimum sama dengan jumlah mata pelajaran
yang ada di sekolah itu dan maksimum 30 guru, (3) untuk siswa minimum 30 dan
maksimum 60 siswa. Hal yang harus diperhatikan adalah, siswa yang menjadi
responden harus siswa yang mengikuti mata pelajaran atau guru yang dinilai/diberi masukan. Selain
itu, di sekolah juga ada Tim Pengembang Sekolah (TPS) yang bertugas memasukkan
atau meng-entry data dari responden
ke program excel EDS atau instrumen elektronik EDS.
C.
Cara
Pengisian Instrumen
Ada
empat cara mengisi/menjawab pertanyaan dalam kuesioner, yakni: (1) memilih
lebih dari satu pilihan, (2) memilih satu pilihan jawaban yang dianggap paling
tepat, (3) memilih satu dari dua pilihan (Ya/Tidak), dan (4) mengisi
titik-titik (tempat yang telah disediakan). Butir pertanyaan dengan jawaban
yang boleh memilih lebih dari satu dan berupa daftar cek diberi simbol kotak (*). Butir pertanyaan
yang hanya memilih satu jawaban, baik yang bertingkat maupun yang dikotomi (dua
pilihan) diberi simbol lingkaran (). Selanjutnya,
untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut digunakan ketentuan sebagai
berikut.
a.
Untuk butir pertanyaan yang jawabannya boleh
memilih lebih dari satu yang ditampilkan dalam bentuk daftar cek, dijawab dengan
cara memberi tanda chek (P)
pada kotak (*)
di depan alternatif jawaban.
b.
Untuk butir pertanyaan yang jawabannya hanya
memilih satu jawaban, baik yang bertingkat maupun yang dikotomi (dua pilihan),
dijawab dengan cara memberi tanda silang (X) pada lingkaran () di depan
alternatif jawaban.
c.
Untuk bentuk pertanyaan terbuka, dijawab
dengan cara menuliskan pada tempat yang tersedia.
Penjelasan lebih
rinci tentang bgaimana cara menjawab pertanyaan atau mengisi instrumen EDS
adalah sebagai berikut.
1.
Pola
1.
Untuk butir
pertanyaan dengan jawaban yang boleh memilih lebih dari satu dan berupa daftar
cek, cara mengisinya adalah dengan memberi tanda chek atau centang pada kotak
di depan alternatif jawaban. Perhatikan Tabel 1, bila dalam menyiapkan soal
ulangan umum, sekolah hanya melakukan kegiatan sampai pada telaah butir soal,
maka yang dicentang hanya pilihan: (1) menganalisis KD, (2) menyusun kisi-kisi,
(3) menulis butir soal, dan (4) menelaah butir soal maka yang diberi centang
juga sampai pada telaah butir soal.
Tabel 1. Contoh Cara
mengisi butir yang responden boleh pilih lebih dari satu.
NO
|
KODE
|
PERTANYAAN
|
5
|
8.1.2..2.
|
Sekolah
menyiapkan soal ulangan umum dengan
melakukan kegiatan sebagai berikut.
ü Manganalisis KD
ü Menyusun kisi-kisi
ü Menulis butir soal
ü Menelaah butir
soal
£ Melakukan uji coba
£ Menganalisis hasil
uji coba
£ Mengacu
butir-butir soal dari negara maju
|
Pada
Tabel 1 ditunjukkan bahwa responden hanya mencentang 4 pilihan atau mencentang
sampai pada telaah butir. Ini berarti bahwa sekolah ini belum memenuhi Standar
Nasional Pendidikan karena menurut Standar Penilaian, untuk soal ulangam umum
atau ulangan yang dilakukan oleh sekolah, soal harus diuji coba.
2.
Pola
2
Utuk
butir pertanyaan yang memiliki pilihan jawaban bentuk pilihan ganda atau bentuk
skala bertingkat, maka cara mengisinya hanya dengan cara memilih alternatif
jawaban yang paling tepat. Sebagai contoh, perhatikan Tabel 2.
Tabel
2. Contoh Pola (2) memilih satu pilihan yang dianggap paling tepat, responden
siswa
NO
|
KODE
|
PERTANYAAN
|
7
|
8.2.1.1
|
Apakah
guru mengembalikan dan memberi masukan pada tugas yang diberikan kepada Anda?
|
o
Guru tidak pernah mengembalikan tugas yang kami kumpulkan
o
Guru mengembalikan tugas tetapi tidak memberi masukan
o
Guru mengembalikan tugas dan memberi masukan
|
Pada Tabel 2,
pilihan yang paling tepat adalah pilihan terakhir (pilihan c), yakni “guru
mengembalikan tugas dan memberi masukan”, karena seperti inilah yang seharusnya
atau menurut Standar Penilaian.
3.
Pola
3
Untuk
pola (3) memilih satu dari dua pilihan, yakni Ya/Tidak, maka cara mengisi butir
ini hanya dengan cara memilih “Ya” atau “Tidak”. Sebagai contoh, periksa Tabel
3, pilihan pada “Ya” diberi skor 1 dan pilihan pada “Tidak” diberi skor 0.
Tabel
3. Contoh pola (3) memilih satu dari dua pilihan, responden siswa
NO
|
KODE
|
PERTANYAAN
|
12
|
8.2.1.7
|
Apakah
saudara pernah diberitahu oleh guru tentang hasil analisis ulangan Anda
(misal kebanyakan siswa lemah pada materi ….)
o
Ya
o
Tidak
|
Oleh karena
respondennya siswa yang berarti dalam suatu sekolah ada banyak siswa maka skor
sekolah dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut.
a. Skor
2 diberikan bila 85 – 100% siswa yang menjadi sampel memilih “Ya”
b. Skor
1 diberikan bila kurang dari 85% siswa yang menjadi sampel memilih “Ya”
Dalam butir
instrumen ini tidak ada skor 3 karena skor paling tinggi adalah bila semua
siswa memilih “Ya”, dan itu skornya hanya 2.
4. Pola (4)
Untuk
pola yang ke empat (4), yakni mengisi
titik-titik pada tempat yang telah disediakan, contoh pola ini dapat dilihat
pada Tabel 4. Agak berbeda dengan butir lainnya, pada butir ini responden harus
mengisi jawaban pada tempat yang sudah disediakan. Untuk butir jenis isian ini,
sudah ada kunci jawaban, misal untuk butir 22 ini, sekolah yang mengisi
rata-rata UN nya 7,5 diberi skor 3 berarti sekolah itu sudah layak menjadi
RSBI, rata-rata UN nya 6,5 berarti sekolah itu sudah SNP, dan bila rata-rata UN
nya < 6,5 berarti sekolah itu belum mencapai standar nasional pendidikan.
Tabel 4. Contoh pola (4). Pola isian.
NO
|
KODE
|
PERTANYAAN
|
RUBRIK
|
22
|
8.2.3.2
|
Rata-rata
UASBN tiga tahun terakhir :
Tahun
2010 = …………….
Tahun
2011 = …………….
Tahun
2012 = ………………
|
3 = Rata-rata UN
> 6,5
2 = Rata-rata UN =
6,5
1 = Rata-rata UN
< 6,5
|
Cara
pengisian pada butir-butir lainnya dapat mengacu pada keempat pola pengisian
instrumen seperti yang telah dicontohkan di atas. Oleh karena polanya
bervariasi maka diperlukan kecermatan agar tidak terjadi kekeliruan dalam
melakukan pengisian instrumen. Pemberian
skor pada panduan ini hanya sekedar untuk memperjelas cara melakukan pengisian.
D. Penutup
Ada empat cara mengisi
instrumen evaluasi diri sekolah (EDS) ini, yakni: (1) memberi satu atau lebih tanda
chek atau centang pada kotak di depan alternatif jawaban untuk butir pertanyaan
yang alternatif jawabannya memiliki bobot atau peranan yang sama sehingga
responden boleh memilih lebih dari satu pilihan, (2) memberi satu tanda silang
pada tanda lingkaran di depan alternatif jawaban untuk memilih satu pilihan
jawaban yang dianggap paling tepat bagi butir pertanyaan yang alternatif
jawabannya bertingkat, (3) memberi tanda
silang pada tanda lingkaran di depan alternatif jawaban “Ya” atau “Tidak”, dan
(4) mengisi titik-titik pada tempat yang telah disediakan.
Data yang diperlukan
untuk melakukan evaluasi diri sekolah tidak semuanya kuantitaif (dapat diskorkan)
dan tertampung dalam instrumen EDS ini. Oleh karena itu, selain mengisi
instrumen EDS ini, responden juga dapat menuliskan atau mendeskripsikan secara
naratif dan lebih rinci tentang kondisi sekolah yang belum tercakup secara
eksplisit dalam instrumen ini. Bahkan, responden disarankan untuk melakukan cek
dan recek sebelum mengisi instrumen ini agar diperoleh data yang valid,
terpercaya, dan menyeluruh tentang sekolah sehingga dapat digunakan untuk
mengembangkan sekolah secara berkelanjutan.
Secara sepintas,
pengisian instrumen EDS ini mudah, namun sebenarnya tidaklah demikian.
Pengisian instrumen ini harus dilakukan secara cermat, lebih-lebih bila isian
ini dilakukan secara langsung pada instrumen elektronik. Hal ini dapat difahami
karena kekeliruan dalam melakukan pengisian pada instrumen elektronik tidak
dapat diperbaiki. Data yang masuk langsung dianalisis dan keluar sudah menjadi
potret atau profil suatu sekolah. Oleh karenanya, untuk sekolah-sekolah yang
respondenya belum memahami karakteristik instrumen elektronik dan belum trampil
menggunakan komputer, pengisian instrumen elektronik dapat diwakilkan pada Tim
Pengembang Sekolah (TPS).