Written by: Admin
Share Impression SEO, Insurance, Schoolarsip, All Update Updated at: March 31, 2016
TEKNIK-TEKNIK SUPERVISI AKADEMIK di SEKOLAH
Satu di antara tugas kepala sekolah adalah melaksanakan supervisi akademik. Untuk melaksanakan supervisi akademik secara efektif diperlukan keterampilan konseptual, interpersonal dan teknikal (Glickman, at al. 2007). Oleh sebab itu, setiap Kepala sekolah harus memiliki keterampilan teknikal berupa kemampuan menerapkan teknik-teknik supervisi yang tepat dalam melaksanakan supervisi akademik. Teknik-teknik supervisi akademik meliputi dua macam, yaitu: individual dan kelompok (Gwyn, 1961).
Satu di antara tugas kepala sekolah adalah melaksanakan supervisi akademik. Untuk melaksanakan supervisi akademik secara efektif diperlukan keterampilan konseptual, interpersonal dan teknikal (Glickman, at al. 2007). Oleh sebab itu, setiap Kepala sekolah harus memiliki keterampilan teknikal berupa kemampuan menerapkan teknik-teknik supervisi yang tepat dalam melaksanakan supervisi akademik. Teknik-teknik supervisi akademik meliputi dua macam, yaitu: individual dan kelompok (Gwyn, 1961).
Teknik supervisi akademik ada dua yaitu: individual dan kelompok seperti gambar berikut.
1. Teknik Supervisi Individual
Teknik supervisi individual adalah pelaksanaan supervisi perseorangan terhadap guru. Supervisor di sini hanya berhadapan dengan seorang guru. Dari hasil supervisi ini dapat diketahui kualitas pembelajaran guru bersangkutan.
Teknik supervisi individual ada lima macam adalah sebagai berikut.
a. Kunjungan Kelas, (Classroom Visitation)
Kepala sekolah atau supervisor datang ke kelas untuk mengobservasi guru mengajar. Dengan kata lain, untuk melihat apa kekurangan atau kelemahan yang sekirannya perlu diperbaiki.
Tahap-tahap kunjungan kelas terdiri dari empat tahap yaitu:
(1) tahap persiapan. Pada tahap ini, supervisor merencanakan waktu, sasaran, dan cara mengobservasi selama kunjungan kelas,
(2) tahap pengamatan selama kunjungan. Pada tahap ini, supervisor mengamati jalannya proses pembelajaran berlangsung,
(3) tahap akhir kunjungan. Pada tahap ini, supervisor bersama guru mengadakan perjanjian untuk membicarakan hasil-hasil observasi, dan
(4) tahap terakhir adalah tahap tindak lanjut.
b.
Kunjungan Observasi (Observation Visits)
Guru-guru
ditugaskan untuk mengamati seorang guru lain yang sedang mendemonstrasikan
cara-cara mengajar suatu mata pelajaran tertentu. Kunjungan observasi dapat
dilakukan di sekolah sendiri atau dengan mengadakan kunjungan ke sekolah lain.
Secara umum, aspek-aspek yang diobservasi adalah: (1) usaha-usaha dan aktivitas
guru-siswa dalam proses pembelajaran, (2) cara menggunakan media pengajaran,
(3) variasi metode, (4) ketepatan penggunaan media dengan materi, (5) ketepatan
penggunaan metode dengan materi, dan (6) reaksi mental para siswa dalam proses
belajar mengajar.
Pelaksanaan
observasi melalui tahap: persiapan, pelaksanaan, penutupan, penilaian
hasil observasi;dan tindak lanjut.
Dalam
rangka melakukan observasi, seorang supervisor hendaknya telah
mempersiapkan instrumen observasi, menguasai masalah dan tujuan
supervisi.
c.
Pertemuan Individual
Pertemuan
individual adalah satu pertemuan, percakapan, dialog, dan tukar pikiran antara
supervisor dan guru.
Tujuannya
adalah:
(1)
mengembangkan perangkat pembelajaran yang lebih baik,
(2)
meningkatkan kemampuan guru dalam pembelajaran, dan
(3)
memperbaiki segala kelemahan dan kekurangan pada diri guru
Swearingen
(1961) mengklasifikasi empat jenis pertemuan (percakapan) individual sebagai
berikut.
(1)
Classroom-conference, yaitu percakapan individual yang dilaksanakan
di
dalam kelas ketika murid-murid sedang meninggalkan kelas (istirahat).
(2)
Office-conference, yaitu percakapan individual yang dilaksanakan di
ruang
kepala sekolah atau ruang guru, di mana sudah dilengkapi dengan alat-alat
bantu yang dapat digunakan untuk memberikan penjelasan pada guru.
(3)
Causal-conference. yaitu percakapan individual yang bersifat
informal,
yang dilaksanakan secara kebetulan bertemu dengan guru
(4)
Observational visitation. yaitu percakapan individual yang dilaksanakan
setelah supervisor melakukan kunjungan kelas atau observasi kelas.
Hal
yang dilakukan Supervisor dalam pertemuan individu :
(5)
berusaha mengembangkan segi-segi positif guru,
(6)
mendorong guru mengatasi kesulitan-kesulitannya,
(7)
memberikan pengarahan, dan
(8)
menyepakati berbagai solusi permasalahan dan menindaklanjutinya.
d.
Kunjungan Antar Kelas
Kunjungan
antar kelas adalah guru yang satu berkunjung ke kelas yang lain di
sekolah itu sendiri. Tujuannya adalah untuk berbagi pengalaman dalam
pembelajaran.
Cara-cara
melaksanakan kunjungan antar kelas adalah sebagai berikut.
(1)
Jadwal kunjungan harus direncanakan.
(2)
Guru-guru yang akan dikunjungi harus diseleksi.
(3)
Tentukan guru-guru yang akan mengunjungi
(4)
Sediakan segala fasilitas yang diperlukan.
(5)
Supervisor hendaknya mengikuti acara ini dengan pengamatan yang cermat.
(6)
Adakah tindak lanjut setelah kunjungan antar kelas selesai? misalnya dalam
bentuk percakapan pribadi, penegasan, dan pemberian tugas-tugas tertentu.
(7)
Segera aplikasikan ke sekolah atau ke kelas guru bersangkutan, dengan
menyesuaikan pada situasi dan kondisi yang dihadapi;
(8)
Adakan perjanjian-perjanjian untuk mengadakan kunjungan antar kelas berikutnya.
e.
Supervisi Kelompok
Teknik
supervisi kelompok adalah satu cara melaksanakan program supervisi yang
ditujukan pada dua orang atau lebih. Guru-guru yang yang akan disupervisi berdasarkan
hasil analisis kebutuhan, dan analisis kemampuan kinerja guru, kemudian
dikelompokan berdasarkan kebutuhan guru. Kemudian guru diberikan layanan
supervisi sesuai dengan permasalahan atau kebutuhan yang diperlukan. Dalam
teknik supervisi kelompok, terdapat beberapa kegiatan yang dapat
dilakukan antara lain adalah sebagai berikut.
(1)
Mengadakan pertemuan atau rapat (meeting), Seorang kepala sekolah
menjalankan tugasnya berdasarkan rencana yang telah disusun. Termsuk mengadakan
rapat-rapat secara periodik dengan guru-guru, dalam hal ini rapat-rapat yang
diadakan dalam rangka kegiatan supervisi. Rapat tersebut antara lain melibatkan
KKG, MGMP, dan rapat dengan pihak luar sekolah.
(2)
Mengadakan diskusi kelompok (group discussions), Diskusi kelompok
dapat diadakan dengan membentuk kelompok-kelompok guru bidang studi sejenis. Di
dalam setiap diskusi, supervisor atau kepala sekolah memberikan pengarahan,
bimbingan, nasihat-nasihat dan saran-saran yang diperlukan.
(3)
Mengadakan penataran-penataran (inservice-training), Teknik ini
dilakukan melalui penataran-penataran, misalnya penataran untuk guru bidang
studi tertentu. Mengingat bahwa penataran pada umumnya diselenggarakan oleh
pusat atau wilayah, maka tugas kepala sekolah adalah mengelola dan membimbing
pelaksanaan tindak lanjut (follow-up) dari hasil penataran.